Saat Akar Golkar Tersebar
Sidik Pramono dan Aswin Rizal Harahap
Pemungutan suara Pemilihan Umum Gubernur Sulawesi Selatan baru
akan berlangsung pada 22 Januari 2013. Namun, sekalipun pencoblosan masih
terentang dalam waktu enam bulan mendatang, suhu politik di Sulsel terus
meningkat selama tiga bulan terakhir.
Hingga kini terdapat tiga pasangan calon yang diperkirakan bakal
bersaing ketat dalam pilkada nanti. Pasangan petahana (incumbent) Syahrul Yasin
Limpo-Agus Arifin Nu’mang dipastikan bakal maju lagi. Kendaraan utamanya adalah
Partai Golkar yang masih terunggul di DPRD Sulawesi Selatan. Tantangan serius
bakal muncul dari pasangan calon Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar
yang disokong koalisi yang dimotori Partai Demokrat.
Pasangan ketiga yang disebut-sebut sebagai ”kuda hitam” adalah
pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi. Pasangan ini disokong
penuh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Rudiyanto kini Ketua Partai
Gerindra Sulsel. Jika klaim kedua pasangan lain benar, hitungan obyektif
mengisyaratkan faktor persyaratan dukungan masih menjadi sedikit kendala bagi
pasangan ini untuk maju mencalonkan diri. Menghimpun partai-parlemen kecil
peluangnya.
”Tapi nanti pasti ada jalannya,” ujar Sekretaris Partai Gerindra
Makassar Arif Bahagiawan optimistis.
Syahrul-Agus kini dijagokan Partai Golkar dan sejumlah partai
lain. Saat maju dalam pilkada 2007, Syahrul-Agus yang kader Partai Golkar tulen
justru maju didukung Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Amanat Nasional, dan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Lewat pertarungan ketat dan proses hukum
berbelit, mereka mengalahkan pasangan Amin Syam-Mansyur Ramly yang didukung
penuh Partai Golkar.
Dalam rentang usia yang tak jauh berbeda, ketiga pasangan ini bisa
diikatkan dengan ”ilmu yang sama”, yakni faktor Golkar.
Pasca-kemenangan 2007, Syahrul-Agus telah kembali ke induknya.
Keduanya tak pernah dipecat dari keanggotaan Partai Golkar. Syahrul kini
menjadi Ketua Partai Golkar Sulsel setelah dalam musyawarah daerah ia mampu
mengalahkan Ilham yang sempat mengisi posisi itu.
Imbas persaingan
Bisa jadi karena imbas persaingan di pucuk pimpinan nasional
Partai Golkar, Ilham tak bisa mempertahankan kursi Ketua Partai Golkar Sulsel.
Ilham yang masih tercatat sebagai Ketua Ormas Nasional Demokrat Sulsel itu
kemudian menyeberang ke Partai Demokrat. Karier politik Wali Kota Makassar
untuk periode kedua tersebut masih moncer. Ilham pun langsung meroket menjadi
Ketua Partai Demokrat Sulsel.
Aziz yang putra mendiang Kahar Muzzakar pernah kalah telak saat
maju sebagai calon gubernur pada 2007. Namun, Aziz terbukti sukses terpilih
menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Sulsel sejak 2004. Kakak
kandungnya, Buhari Kahar Muzzakar, Sekretaris Partai Amanat Nasional Sulsel dan
kini anggota DPRD Sulsel. Saudaranya yang lain, Andi Mudzakkar, adalah Bupati
Luwu sekaligus Ketua Partai Golkar Luwu. ”Dia (Andi Mudzakkar) yang paling
pusing mau pilgub ini,” kata Buhari sambil tergelak.
Sementara, lama dikenal sebagai pengacara kawakan, Andi Rudiyanto
Asapa terpilih menjadi Bupati Sinjai dua periode. Rudi cenderung ”merah”.
Sebelum menjadi Ketua Partai Gerindra Sulsel, Rudi pernah memimpin Partai
Republika Nusantara (RepublikaN) Sulsel. Untuk pilkada mendatang, Rudi
menggandeng Andi Nawir, kini anggota DPRD Provinsi Sulsel dari Partai Demokrat.
Nawir pernah menjabat Bupati Pinrang dua periode. Dengan Sulsel merupakan
lumbung suara tradisional Partai Golkar, gampang ditebak afiliasi politik Nawir
sebelumnya.
Persaingan (atau perpecahan) internal Partai Golkar telah terbukti
berujung pada menyeberangnya tokoh Partai Golkar kepada kontestan pemilu lain.
Sekalipun infrastruktur partai-partai lain belum sekokoh Partai Golkar, toh
faktor ketokohan bisa membawa lari suara ke partai lain.
”Hal ini (menarik tokoh yang kecewa) seperti juga yang terjadi di
daerah lain. Ini (di Sulsel) terjadi sangat kasatmata,” kata pengamat politik
dari Unhas, Adi Suryadi Culla.
Bagaimana Partai Golkar menanggapi ini? ”Janggal kalau ada partai
mau juara, namun tidak mencetak kadernya sendiri,” kata Wakil Ketua Partai
Golkar Sulawesi Selatan Moh Roem dalam perbincangan medio Juli di Makassar.
”(Bagi Partai Golkar) tidak masalah karena nama besar pun, di lapangan belum
tentu sebesar namanya.”
Roem mengakui kompetisi dalam pilkada gubernur nanti cenderung
lebih terbuka. Meski survei menempatkan calon mereka unggul dengan selisih
lumayan ketimbang calon lain, kerja keras tak boleh terhenti. Pengalaman saat
2007, manakala popularitas petahana anjlok dalam dua bulan menjelang pemungutan
suara, penurunannya susah tertahankan. Meski demikian, Roem optimistis peluang
calonnya masih lebih besar.
Politik akomodasi
Roem menekankan tidak ada persoalan terkait penetapan pasangan
calon untuk pilkada gubernur. Hasil survei menjadi acuan dalam penetapan calon.
Namun, Roem mengakui ada sedikit perbedaan pendapat di tingkat kabupaten/kota.
Persoalan di Bone dan Takalar itu sudah terselesaikan, salah satunya lewat
politik akomodasi.
Di Bone dan Takalar, dua anak bupati yang sedang menjabat ternyata
tidak direstui oleh DPP Partai Golkar. Jalan akomodatif diambil di Takalar
ketika Natsir Ibrahim digandeng sebagai calon wakil bupati. Sebaliknya, Andi
Muh Irsan Galigo yang menjadi anggota DPRD Sulsel dari Partai Golkar nekat maju
lewat jalur perseorangan. Jika mampu menggalang dukungan, ia akan menjadi Andi
Fashar Padjalangi, kandidat Partai Golkar, yang pada pilkada sebelumnya kalah
dari ayahnya. Kondisi seperti inilah yang diyakini akan memberaikan soliditas
“beringin” saat pemilu gubernur nanti.
Sosiolog dari Universitas Hasanuddin, Rahmat Muhammad, menilai
ikatan Partai Golkar Sulsel lebih bersifat kultural ketimbang struktural.
Mayoritas kader lebih mengikatkan diri dalam ormas ataupun sekadar mendukung.
Biasanya ikatan pada ketokohan, bukan menjadi keanggotaan-secara-masif.
”Patron-klien secara kultur sangat kuat. Kalau tokoh bersangkutan melakukan
konsolidasi, itu berbahaya bagi Partai Golkar,” prediksi Rahmat.
Inilah risiko (ataukah keuntungan) manakala akar Partai Golkar
telah jauh menyebar.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar